Kamis, 27 Agustus 2015

Hay guys,. gw mau berbagi cerpen ya guys.. sorry kalo cerpennya kurang menarik :')



Menyayangimu Adalah Pilihanku
By : Bella Heni Susanti

            Matahari telah terbit menyinari dibalik jendela kamar tidurku. Burung-burung berkicau seakan membangunkanku dari mimpi indahku. Aku pun terbangun dan beranjak turun dari tempat tidurku. Melangkah menuju sisi kiri kamarku, mengambil handuk dan bergegas memasuki kamar mandi. Tak lama kemudian aku mulai mengenakan seragam sekolahku yang baru. Seragam putih abu-abu yang melambangkan bahwa aku telah beranjak dewasa. Dan dapat memilih pergaulan yang ku inginkan. Tapi pergaulan yang positif ya guys, bukan pergaulan yang negatif. Setelah selesai persiapan sekolah, aku langsung turun dan menuju meja makan, karena aku telah ditunggu oleh Mama, Papa, dan Kak Vella Angela. Aku dan kakakku sekolah di SMU yang sama, yaitu SMU Bhikars. Selesai sarapan aku dan kakak langsung berangkat menuju sekolah.
            Sesampainya disekolah aku berjalan melewati lorong yang ditepinya banyak siswa lain dengan aktifitasnya. Saat aku berjalan banyak pasang mata yang memperhatikanku dan mencoba menggoda ku, namun aku tak menghiraukannya karena bagiku itu hanya hal yang biasa dilakukan oleh ABG zaman sekarang. Sesampainya di kelas aku duduk disamping sahabatku Alivia. Dia sahabat dekat ku, dari kecil kita selalu bersama, melewati segala hal bersama, susah senang kita lewati bersama.
Tett. . . Tett. . . Tett. . . !! 
Bel tanda istirahat berbunyi. Aku dan Via menuju ke kantin untuk mengisi perut yang sudah keroncongan dari tadi. Setelah memesan makan dan minum, aku bingung harus duduk dimana karena meja dikantin telah dipenuhi oleh anak-anak yang lain. Lalu mata ku tertuju pada bangku yang di duduki seorang lelaki tampan, berambut mohawk, bertubuh ideal. Meja itu berisikan 4 bangku, lalu aku dan via menuju kesana. Aku pun berbicara kepada lelaki itu “Hay kak, bolehkah saya dan teman saya duduk disini ?”. Lelaki itu menjawab pertanyaan ku dengan raut wajah yang mempersilahkan aku dan via duduk, tanpa mengeluarkan satu kata pun. Namun, bagi ku itu tidak masalah yang penting aku dan via bisa makan dan perut kami tidak keroncongan lagi.
***
            Akhirnya jam sekolah pun berakhir, aku dan teman-teman yang lain langsung keluar dari kelas dan bergegas untuk pulang. Saat aku berjalan menuju gerbang sekolah, tak disangka ada bola basket meluncur mengenai kepala ku. “Duggsss. . . . .” aku terjatuh dan tak tahu lagi apa yang terjadi, saat aku terbagun aku melihat lelaki yang dikantin tadi dan ternyata lelaki itu Vito Tagaya sang kapten basket yang kece, keren, ganteng, tajir, dan yaa. . . banyak lagi kelebihannya dan banyak sekali cewek yang menggandrungi dia dan dia sering disebut “Lelaki Sempurna”. Namun apa daya ku, aku merasakan sakit dikepala ku dan rasanya sangat berat untuk bangun dari ranjang UKS ini. Lalu kak Vito membantuku untuk bangun dan berkata “Hay, kau tak apa-apa kan ? Maafkan aku ya, aku tak sengaja” Aku hanya mengangguk pertanda bahwa aku memaafkannya.
            Setelah itu kak Vito menawari ku untuk pulang bersamanya dan aku pun ikut dengannya. Dia mengajakku menuju mobil sport berwarna merah dengan nomor polisi “V 1 TO”. Yah. . . nomor polisi itu mengartikan namanya.Dan sudah pasti itu mobilnya, dalam perjalanan pulang dia bertanya kepada ku “Siapa Nama mu ?”. “Nama ku Snella Angela, kmu bisa memanggilku Nella”.  “Oh, Ok Nella. Hmm dimana rumah mu ?” tanyanya. Di Perum Cendrawasih No.3. Dia terkejut dan langsung menginjak rem mobilnya dan berkata “Apa ? Perum Cendrawasih ? Loh kok sama sih rumah kita, Perum Cendrawasih No.3 itu ada didepan rumah ku. Tapi setauku disana hanya ada Vella, anak kelas 3 biologi”. Iya, kak Vella itu kakakku dan aku memang baru disini karena sewaktu SMP aku tinggal di Bandung bersama oma. Karena oma gak ada temennya, tapi sekarang oma udah meninggal makanya aku kembali ke Jakarta dan berkumpul dengan keluarga. Gitu kak ceritanya. “Oh gitu. . . pantesan aja aku gak pernah lihat kamu” jawabnya. Seketika mobil mewah ini berhenti, ternyata sudah sampai  dirumah. Aku turun dari mobil, kak Vito pun membantuku dan kita duduk sejenak di teras rumahku. Kak Vito memandang kening ku yang memar lalu mengusapnya dengan jemarinya yang begitu halus dan tulus untuk menolong ku. Jemarinya berhenti bergerak, tatapan matanya begitu tajam memandangku, namun tatapannya menghilang saat kak Vella membuka pintu dan membuat ku terkejut. Setelah itu aku masuk kerumah dan kak Vito pulang.
***
            Matahari yang terang telah menghilang, tergantikan dengan bulan sabit yang melengkung seperti senyum manis bibir seseorang yang ku nantikan, bintang pun berkelap kelip bertebaran di langit. Sungguh sangat indah, semua ini pertanda bahwa hari telah malam, aku pun terbaring di atas ranjang kamarku yang empuk dengan lampu tidur yang remang-remang. Aku mulai mengistirahatkan tubuh dan fikiranku agar besok pagi aku tetap fresh dan fikiranku jernih.
            Tak lama aku tertidur, aku mendengar suara berdering dari atas meja, ternyata suara jam wecker milikku yang telah menunjukkan pukul 06.00 aku langsung bergegas bangun dan mempersiapkan diri untuk sekolah. Hari ini kak Vella berangkat bersama teman-temannya dan aku terpaksa harus menunggu taxi. Sudah lama aku menunggu namun tak ada taxi yang lewat, lalu kak Vito membunyikan klacksound mobilnya dan menyuruhku untuk ikut bersamanya. Aku pun ikut “dari pada aku ntar kesiangan mendingan nebeng aja, hhehe lumayan gratis” gerutu ku dalam hati. Sesampainya disekolah seluruh mata menjuru pada ku dan memandang tajam ke arah ku dan kak Vito.
            Sudah lama aku mengenal kak Vito, ada rasa yang tak biasa dalam hati ku saat dekat dengannya. Sore itu kak Vito mengajakku ke taman kompleks dan menyatakan cinta kepada ku, namun aku belum menjawabnya. Malam harinya aku chatting dengan Via, dan Via bilang kepada ku bahwa dia suka sama kak Vito.”Aku dilema, Aku harus bagaimana?”
            Malam itu diriku terselimuti rasa bimbang, aku mencintai kak Vito akan tetapi aku pun menyayangi Via. Jika aku menerima kak Vito aku akan menyakiti Via, aku tak sanggup jika aku bahagia di atas penderitaan orang lain. Apalagi itu Via, orang yang selalu ada untukku. Oh Tuhan… izinkanlah aku untuk memilih yang terbaik untukku, Hilangkan rasa dilema ini Tuhan..
***
            Setelah beberapa hari berfikir aku akan mempertahankan persahabatan ku. Aku memilih sahabat dari pada cinta, karena sahabat segalanya bagiku. “Kak Vito maafkan aku, aku juga mencintaimu namun aku tak bisa menerima mu. Aku mempunyai alasan yang kuat, yang mungkin tak bisa ku jelaskan pada mu. Aku pamit kak, aku harus kembali ke Bandung maaf jika aku membuat hati mu tergores” surat yang ku tulis untuk kak Vito. Tak sampai hati untuk ku pergi dari mu kak, namun apa boleh buat keadaan memaksa ku untuk pergi karena aku sayang mereka berdua dan tak akan ku biarkan setetes air mata kecewa membasahi pipinya. Biarlah aku yang menangis, biarlah aku yang tersakiti, jika itu akan membuat semua orang tersenyum terutama Via, sahabat karib ku.
3 bulan kemudian . . .
Via menyusul ku ke Bandung ia bersama kak Vito dan lelaki yang tak ku kenal. “Nella, I Miss You So Much” teriak Via sambil memelukku kegirangan. Lalu Via mengenalkan lelaki itu, ternyata dia Dante, kekasih Via. Dan Via sadar bahwa hanya aku orang yang dicintai kak Vito dan Kak Vito hanya menunggu ku. Via bermaksud untuk mempertemukanku dengan kak Vito agar aku kembali dengan kak Vito.
            “Nella mengapa kau pergi meninggalkanku? Apa salah jika aku menyayangi dan mencintai mu sepenuh hati ku?” tanyanya. “Tidak ada yang salah kak, kakak gak salah tapi mungkin aku yang tak bisa memilih. Karna Via juga. . .”
STOP! Cukup..!! “Aku sudah mengetahui apa alasanmu, aku mengerti” putus kak Vito. “Maafkan aku jika aku membuat mu kecewa dan terluka, aku tak ada maksud apa-apa dan maafkan aku jika aku adalah pilihan yang salah untukmu”  kata ku.
            “Mencintaimu adalah pilihanku. Apapun yang terjadi aku akan tetap mencintaimu. Tak akan  ada yang mampu merombak cinta ku kepada mu” jawabnya.
            Aku pun menangis dalam pelukannya. Tiba-tiba Via datang dan berkata “Dia adalah cinta mu, kejarlah dia, dan pertahankan dia, jangan pernah kau lepaskan dia”
            Aku sangat bahagia dan aku langsung memeluk Via. Seakan semangat ku berkobar kembali. Terimakasih sahabat, kau lah yang terbaik untukku. Dan terimakasih kak Vito kau telah menyayangi ku dan mencintai ku sepenuh hatimu.

1 komentar:

  1. Casino City - Mapyro
    The casinos at the Casino City were named for the 강릉 출장샵 artists 안동 출장샵 and hotel designer Frank 청주 출장마사지 Porcaro, 경상북도 출장샵 whose paintings and sculptures have been featured 남원 출장마사지 at a variety of

    BalasHapus